Hay Sahabat Sekdin Dalam Artikel Yang Satu ini saya akan membahas mengenai astronom islam yang mendunia!!Ternyata banyak sekali Astronom Muslim di Dunia dan Karyanya yang Terkenal yang yang telah memberikan sumbangsi yang besar terhadap perkembangan ilmu astronomi. Mungkin Anda sudah sering mendengar istilahazimuth, alhidade, almucator, dan sebagainya, ternyata semua istilah tersebut dari bahasa Arab yang kemudian berkembang menjadi istilah umum dalam dunia para astronom. Ya, tentunya yang pertama kali menemukan teorinya dari astronom muslim sendiri. Dan bahkan, hingga hari ini manuskrip yang berhasil ditulis oleh para ilmuan Muslim sudah mencapai 10.000 dan tersebar di seluruh dunia. Walau sayang, masih banyak dari manuskrip tersebut belum dikatalogkan.
Selain penentuan arah Kiblat, kewajiban salat lima waktu bagi umat Islam juga menjadi alasan dan pendorong berkembangnya ilmu astromi di dalam dunia Islam. Ini karena dalam menentukan waktu salat ilmuan membutuhkan sudut matahari dan bintang-bintang sebagai tolak ukurnya. Selain itu, penentuan awal bulan Ramadhan dengan melihat bulan sabit sebagai acuan juga salah satu faktor berkembangnya ilmu astronomi di dalam dunia Islam. Dan yang menjadi dasar dari semua penelitian tersebut tak lain dan tak bukan Al-Qur’an dan juga Hadis Nabi yang menjadi pengarah terhadap perkembangan ilmu ini.
Dalam Al-Qur’an sudah jelas disebutkan bahwa “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram…”(QS. At-Taubah ayat 36)
Sekalipun waktu itu ilmuwan Muslim masih menjadikan perkembangan astronomi sebelumnya sebagai rujukan, seperti Sasanid di Persia, India, dan Helenis di Yunani, namun mereka harus tetap melakukan perhitungannya sendiri.
Hal yang jadi persoalan waktu itu adalah dimana bulan baru Islam tidak sama dengan bulan baru astronomi karena permulaan bulannya juga tidak sama, yang mana pada perhitungan astronomi diasumsikan bahwa bulan mempunyai longitudinal selestikal yang sama dengan matahari. Adapun dalam Islam, dimulai pada waktu bulan sabit mulai tampak di bagian ufuk barat. Hal ini sebagaimana disebutkan al-Qur’an :
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit, itu adalah (petunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji…” (QS, Surat Al-Baqarah ayat 189)
Dengan kondisi seperti di atas, maka ilmuwan Muslim mau tidak mau harus mengembangkan sendiri perhitungan matematisnya dalam menentukan fase bulan di langit. Sehingga, dari pengamatan empiris yang dilakukan maka lahirlah ilmu astronomi khusus yang diciptakan oleh ilmuwan muslim, khususnya dalam mengamati bulan.
Titik awal pengembangan ilmu astronomi pada masa tersebut adalah pada masa kekhalifahan Islam yang dipusatkan di Andalusia dan Baghdad. Luasnya kekhalifahan Islam pada masa tersebut juga membutuhkan petunjuk navigasi yang mana banyak digantungkan pada petunjuk bintang-bintang. Dan memprediksikan hilal menjadi pekerjaan penting bagi para astronom Muslim kala itu.
Di antara dampak dari usaha keras yang dilakukan pemerintahan muslim dan juga para ilmuannya adalah yang mana hingga sampai sekarang istilah seperti Algorab, Deneb, Altair, Mizar, Vega, Rigel dan istilah lainnya terus diingat dan digunakan sebagai istilah umum dalam ilmu astronomi.
Lagi-lagi semua selalu kembali pada referensi utama umat Islam yakni Al-Qur’an. Sebagaimana disinggung:
“Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut…” (QS. An-‘am ayat 97)
“Dan(Dia menciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl ayat 16)
Memperkirakan tentang kapan bulan sabit atau hilal muncul adalah tantangan besar bagi astronom Muslim waktu itu. Memang betul bahwa astronom Yunani, Ptolemeus, teorinya bermanfaat sebagai acuan, tapi teori tersebut hanya memprediksi jalur bulan dalam pola sirkular. Sedangkan untuk memperkirakan kapan munculnya bulan, perlu dilakukan prediksi terhadap gerak bulan pada horizon dan tentunya dalam hal ini dibutuhkan ilmu geometri sperikal.
Fase Perkembangan Astronom Muslim di Dunia dan Karyanya yang Terkenal menurut Donald Hill
Asilmilasi dan sinkretisasi astronomi Sasanid, Helenistis, dan India mulai pada tahun 700 hingga 825 Masehi
Dilakukannya investigasi dan pengamatan yang mendalam dan juga modifikasi dari Sistem Ptolemeus mulai pada tahun 825-1025 Masehi.
Dimulainya perkembangan astronomi Islam yang khas, yakni pada 1025 M sampai 1040 M.
Dan fase keempat adalah terjadinya masa stagnasi yang mana ditunjukkan dengan sangat sedikitnya sumbangsi astronom Muslim dalam bidan astronomi, yakni pada 1450 M hingga 1900 M
Perjalanan panjang Perjuangan Astronom Muslim dalam memajukan Ilmu Astronomi
Berikut ada berbagai tahap dan periodisasi karya astronom muslim yang tercatat dalam sejarah yang mempunyai pengaruh besar terhadap tumbuh dan berkembangnya ilmu astronomi dunia hingga saat ini.
Tahun 638 M yang dipelopori oleh kebijakan Khalifah Umar
Yang mana pada masa beliau mulai diperkenalkan penggunaan kalender yang didasarkan pada bulan yang mana Kahlifah sendiri yang menjadi pelopornya. Adapun kalender bulan tersebut 11 hari lebih pendek dibanding dengan kalender masehi. Dan hingga kini perhitungan tersebut masih terus digunakan untuk menentukan hari-hari besar umat Islam.
Perkembangan ilmu astronomi Muslim tak terlepas dari jasa Helenistik Ptolemeus yang melahirkan karya tulis berjudul Almagest. Dan dari sinilah banyak ilmu yang diserap dalam memahami posisi benda-benda langit. Dan memang betul bahwa Model Ptolemeus dapat memberikan sitem yang akurat terhadap benda-benda angkasa. Walau begitu Almagest diketahui memiliki banyak kesalahan dalam membuat asumsi jalur bulan yang mana bulan akan tampak lebih dekat dua kali pada bumi pada waktu lainnya yang mana menjadikannya pula tampak dua kali lebih besar dari biasanya.
Sekalipun demikian, buku Almagest ini tetap menjadi rujukan banyak astronom muslim dan juga Barat hingga lahirnya Revolusi Maragha dan Copernicus.
Tahun 813 M berkat dukungan Khalifah dinasti Abbasiyah Al-Ma’mun
Usaha yang dilakukan oleh Khalifah Al-ma’mun tersebut di antaranya adalah dengan memberikan dukungan pada para astronom dengan memfasilitasi mereka dengan jalan membangun ebservatorium yang mana Baghdad adalah tempat yang menjadi pusatnya pada masa itu. Selain itu, dibangun pula perpusatakaan yang lengkap dan dilakukan pula upaya penerjemahan karya filsafat dan ilmu pengetahuan dari Yunani, India dan Persia ke dalam bahasa Arab.
Hasil dari Observatorium yang dibangun oleh Khalifah pada tahun 828 M di Baghdad dan Damaskus akhirnya disusun dalam tabel astronomi yang dikenal dengan sebutan Mumtahan Zij atau ‘tabel yang teruji’.
Peran karya Khawarizmi (Zij Al Sindh) – Tahun 830 M
Ya, kontribusi dari astronom Muslim yang penting dalam masa ini adalah buku Zij Al Sindh yang ditulis oleh Khawarizmi sendiri yang mana beliau dikenal sebagai ahli matematika dan astronomi yang handal di masanya.dapun isi buku tersebut adalah mengenai tabel pergerakan matahari, bulan dan lima planet yang baru dikenal pada masa tersebut. Dan pada masa inilah dikatakan sebagai titik balik dalam ilmu astronomi Islam.
Selain itu, salah satu karya dan sumbangan astronom Muslim pada dunia ilmu astromi, khususnya apa yang dilakukan oleh Khawarizmi, adalah mengenai metode pengamatan pada munculnya bulan sabit. Khawarizmi mengetahui bahwa pengamatan pada bulan sabit tergantung pada dua faktor, yakni pada posisi bulan yang jauh dari matahari dan cukup tinggi di langit sehingga cahanyanya bisa terlihat sekalipun terhalang oleh awan.
dapun isi buku tersebut adalah mengenai tabel pergerakan matahari, bulan dan lima planet yang baru dikenal pada masa tersebut. Dan pada masa inilah dikatakan sebagai titik balik dalam ilmu astronomi Islam.
Selain itu, salah satu karya dan sumbangan astronom Muslim pada dunia ilmu astromi, khususnya apa yang dilakukan oleh Khawarizmi, adalah mengenai metode pengamatan pada munculnya bulan sabit. Khawarizmi mengetahui bahwa pengamatan pada bulan sabit tergantung pada dua faktor, yakni pada posisi bulan yang jauh dari matahari dan cukup tinggi di langit sehingga cahanyanya bisa terlihat sekalipun terhalang oleh awan.Sungguh suatu keadaan yang sangat berbeda dengan dunia barat, karena pada waktu itu mereka mulai mengalami perkembangan yang pesat terhadap ilmu fisika dan astronomi, yang ironisnya, diakui atau tidak, mereka banyak menjadikan karya ilmuan muslim sebagai tumpuan mereka dalam melakukan pengembangan.
Dalam ulasan Astronom Muslim di Dunia dan Karyanya yang Terkenal ini tampak jelas bahwa pada abad ke 17 astronom muslim mulai mengalami penurunan dan minat pada pengembangan ilmu astronomi. Satu alasan diungkapkan bahwa salah satunya adalah karena sebagian menganggap bahwa kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan adalah bid’ah. Di sisi lain, dunia barat bahkan menjauhkan tradisi keilmuan mereka dari agama, sehingga yang terjadi adalah sikap sekularisme yang begitu kental.
(Dikuti Dari Beberapa Sumber Terercaya:)
0 Response to "Astronom Islam Yang Sangat Membanggakan- WOW"
Post a Comment